Rabu, 04 November 2009

EROSI
A. PENGERTIAN EROSI
Istilah erosi digunakan dalam bidang geologi untuk menggambarkan proses pembentukan alur – alur atau parit – parit dan penghanyutan bahan – bahan padat oleh aliran air.
Jadi yang dimaksud dengan erosi adalah suatu proses di mana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan angin, air atau gravitasi. Di Indonesia, erosi yang terpenting adalah yang disebabkan oleh air.
Erosi pada umumnya terjadi oleh akibat hujan dan angin. Erosi hujan bermula dari turunnya hujan. Erosi juga terjadi di sepanjang tebing sungai, dimana kecepatan aliran tinggi dan tahanan material tanggul rendah. Banjir yang berkepanjangan dan diikuti proses degradasi yang lain, juga membuat tebing sungai harus dilindungi. Terjadinya pipa – pipa di dalam tanah akibat terangkutnya butiran – butiran halus tanah oleh rembesan ( disebut piping ), atau mata air yang keluar dari permukaan tanah, juga merupakan bentuk lain dari erosi yang dalam hal ini diakibatkan oleh rembesan dan munculnya air dari permukaan lereng yang tidak dilindungi.

B. JENIS – JENIS EROSI AIR
Proses erosi oleh air hujan dapat dikelompokkan menjadi 5 macam, yaitu :
Erosi percikan ( splash erosion )
Erosi lembaran ( sheet erosion )
Erosi alur ( rill erosion )
Erosi parit ( gully erosion )
Erosi sungai/saluran ( stream/channel erosion )

a). EROSI PERCIKAN
Erosi percikan ( splash erosion ) adalah erosi hasil dari percikan/benturan air hujan secara langsung pada partikel tanah dalam keadaan basah. Besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan penyebaran hujan ke permukaan tanah, kecepatan aliran permukaan serta kerusakan erosi yang ditimbulkannya.

b). EROSI LEMBARAN
Yang dimaksud dengan erosi lembaran ( sheet erosion ) adalah erosi akibat terlepasnya tanah dari lereng dengan tebal lapisan yang tipis.

c). EROSI ALUR
Erosi alur ( rills erosion ) adalah erosi akibat pengikisan tanah oleh aliran air yang membentuk parit atau saluran kecil, dimana pada bagian tersebut telah terjadi konsentrasi aliran air hujan di permukaan tanah.

d). EROSI PARIT
Erosi parit ( gully erosion ) adalah kelanjutan dari erosi alur, yaitu terjadi bila alur – alur menjadi semakin lebar dan dalam yang membentuk parit dengan kedalaman yang dapat mencapai 1 – 2,5 m atau lebih. Parit ini membawa air pada saat dan segera setelah hujan, dan tidak seperti alur, parit tidak dapat lenyap oleh pengolahan tanah secara normal. Parit – parit cenderung terbentuk menyerupai huruf V dan U, dimana aliran limpasan dengan volume besar terkonsentrasi dan mengalir ke bawah lereng terjal pada tanah yang mudah tererosi. Bila tanah tahan terhadap erosi, maka alurnya berbentuk V, bila tidak tahan erosi ( tanah – tanah tak berkohesi ) berbentuk U.
Erosi parit tidak selalu terbentuk dari erosi alur, contohnya akibat penebangan pohon secara liar, pembakaran dan semacamnya mengakibatkan daya tampung air pada daerah tersebut terlampaui, sehingga air mengalir dalam jumlah besar dari daerah tampungan tersebut menuju ke bawah lereng yang permukaannya tidak tahan terhadap erosi. Contoh lainnya adalah pada bagian outlet drainase ( box culvert ) yang tidak dilindungi pasangan batu/beton sering terbentuk erosi – erosi parit.

e). EROSI SUNGAI/SALURAN
Erosi sungai atau saluran merupakan erosi yang terjadi akibat dari terkikisnya permukaan tanggul sungai dan gerusan sediment di sepanjang dasar saluran. Erosi semacam ini dipengaruhi oleh variabel hidrologi/hidrolik yang mempengaruhi sistem sungai.

C. PROSES TERJADINYA EROSI
Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya semakin diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi adalah karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah.
Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya adalah sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat erosi yang tinggi.
Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan tanah juga mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan es.

D. PENYEBAB TERJADINYA EROSI
Curah hujan yang tinggi
Vegetasi penutup lahan yang kurang
Kemiringan lereng
Kerusakan yang disebabkan oleh manusia
1) Curah hujan
Sifat-sifat hujan yang perlu diketahui :
· Intensitas hujan : banyaknya hujan persatuan waktu. dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam
· Jumlah hujan : banyaknya air hujan selama terjadi hujan, selama satu bulan atau satu tahun dsb.
· Distribusi hujan : penyebaran waktu terjadinya hujan

Dari sifat-sifat hujan tersebut yang paling berpengaruh terhadap besarnya erosi adalah intensitas hujan. Jumlah hujan rata-rata tahunan yang tinggi tidak akan menyebabkan erosi yang berat apabila hujan tersebut terjadi secara merata, sedikit demi sedikit sepanjang tahun. Sebaliknya, curah hujan rata-rata tahunan yang rendah mungkin dapat menyebabkan erosi berat bila hujan tersebut jatuh sangat deras meskipun hanya sekali-kali.

2) Vegetasi
Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah :
· Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah shg kekuatan untuk menghancurkan tanah sangat dikurangi. Makin rapat vegetasi,makin efektif mencegah terjadinya erosi.
· Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi
· Penyerapan air ke dalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan air) melalui vegetasi

3) Pengaruh lereng
Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang. Apabila lereng semakin curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat shg kekuatan mengangkut meningkat pula. Lerng yang semakin panjang menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar.

4) Kerusakan yang disebabkan oleh manusia
Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan pengaruh baik bagi manusia karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya, penggundulan hutan di daerah-daerah pegunungan merupakan pengaruh manusia yang jelek karena dapat mempengaruhi banjir.
E. DAMPAK EROSI
Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi,tetapi juga kerusakan-kerusakan di tempat lain di mana erosi-erosi tersebut diendapkan.



Dampak erosi dapat ditemui :
Di tempat terjadinya erosi
Di tempat penerima hasil erosi
Kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi terutama akibat hilangnya sebagian
tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah ini mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
* Menghasilkan tanah kritis di berbagai tempat
* Menurunnya produksi shg mengurangi pendapatan petani
* Kehilangan unsur hara yang diperlukan tanaman
* Kualitas tanaman menurun
* Laju infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air berkurang
* Struktur tanah menjadi rusak

Erosi gully dan tebing (longsor) menyebabkan lahan terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami
Erosi juga dapat menyebabkan kerusakan di tempat-tempat penerima hasil erosi. Erosi memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang ada di dalamnya seperti unsur-unsur hara tanaman atau sisa pestisida dan herbisida.

F. PENGENDALIAN EROSI PERMUKAAN
Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi. Tindakan-tindakan tersebut antara lain :
- Menanami dengan tanaman penutup pada bukit – bukit yang gundul
- Pada tebing – tebing yang miring atau curam ditanami dengan tanaman – tanaman keras
- Menghutankan sepanjang Daerah Aliran Sungai ( DAS ) dengan tanaman – tanaman keras
- Pengolahan lahan pertanian di lereng – lereng gunung dan daerah – daerah miring yang dilakukan secara sengkedan
- Menghutankan daerah pantai dengan tanaman bakau atau api – api
- Membangun bangunan – bangunan pemecah ombak pada pantai – pantai yang bertebing curam
Usaha pengendalian erosi dapat dilaksanakan dengan cara :
*Metode vegatatif
Metode vegetatif dapat dilakukan dengan cara :
· Penghijauan kembali
· Menanam tanaman penutup tanah (cover crop)
* Cara mekanik
Dapat dilakukan dengan cara :
· Pengolahan tanah menurut kontur
· Galengan dan saluran menurut kontur
· Perbaikan drainase dan perbaikan irigasi
* Metode kimia
Metode ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat. Tanah dengan struktur tanah yang mantap tidak mudah hancur oleh air hujan.Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan. Walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Pada waktu sekarang ini umumnya masih dalam tingkat percobaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar